kebudayaan Rawang
Hamparan Rawang adalah salah satu kecamatan yang ada di kota sungai penuh. rawang memiliki potensi budaya dan adat yang begitu mempesona. kebudayaan itu sampai sekarang masih tetap dipertahankan dan di warisi oleh nenek moyang secara turun temurun.
diantara budaya atau tradisi yang ada dihamparan rawang diantaranya
-rentak kudo.
-Tari asaik
-langkah tigo
-anyaman pandan
-seni bangun masjid yang megah
-dan ukiran tabuh yang mempesona!
Rawang juga dikenal dengan 3 dili 4 tanah rawang dan 3 dimudik 4 tanah rawang. selain itu rawang juga sering disebut dengan nama dusun delapan karena dahulunya rawang terdiri dari 8 desa.yaitu:
-koto dian
-koto beringin
-maliki air
-kampung dalam
-larik kemahan
-kampung diilir
-dusun diilir
-koto teluk.
namun seiring dengan waktu desa yang ada dihamparan rawang dahulunya delapan setelah mengalami pemekaran menjadi 13 desa ( desa tanjung,desa cempaka, desa tanjung muda, desa paling serumpun dan desa cempaka)
Rawang selalu erat kaitannya dengan gotong royong karena masyarakatnya selalu bersama-sama dalam segala hal,dan juga dikenal dengan sebutan dusu kenyaho batuah.
Budaya rawang yng sangat terkenal daalah rentak kudo bahkan sampai keluar negeri.kebudayaan masyarakat yang masih kental dapat dirasa di daerah ini.semua orangnya ramah-tamah dan bermasyarakat.
Konon katanya masjid raya rawang dibangun dengan hanya dengan kayu n tiang2 penyangga tengahnya melambangkan desa-desa dirawang.dan bahkan tabuh yang berada di desa kampong dalam dibuat dengan cara gotong royong.
itulah sebabnya rawang dikenal bengan desa gotong royong.
Disamping itu ada mitos mengatakan bahawa pernah ada kanyaho yang bertuah,di pohin kanyaho tyersebut terdapat ayam dan anjing hitam,apabila ayam berkokok maka akan tiba kemasyhuran pad desa rawang dan apabila anjing yang menggogong maka akan tiba bencana didesa rawang.kanyaho batuah pun musnah karena terbakar ole api,yang kala itu terjadi gempa.samapi sekarang kanyaho batuah masih dipercaya masyarakat rawang.
Tuesday, July 24, 2018
inilah sejarah dan asal-usul tari rentak kudo
Tari Rentak Kudo
Tari Rentak Kudo adalah tarian kesenian khas budaya asli masyarakat Kerinci yang berasal dari daerah Hamparan Rawang Kabupaten Kerinci, Jambi yang banyak diminati kalangan masayakat di Kabupaten kerinci.
asal-usulSunting
Latar belakang
Tarian ini dikenal sebagai "Rentak Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.
Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan.sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan.
Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan.sakral oleh masyarakat Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan. Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan.
Walaupun telah ada banyak tulisan yang menuliskan tentang asal usul Tari Rantak Kudo, belum ditemukan sumber yang benar-benar menjelaskan asal usul seni budaya ini di Kerinci. Hal ini diperkirakan karena sejarah Tari Rantak Kudo ini diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian dari sejarawan setempat.
Keberadaan seni tari Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya sangat sedikit pada saat ini dan mulai pudar. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa masyarakat kerinci daerah Tanjung dalam menembangkanya nyayian (pengasuh) untuk mengiri kesenian dan tarian. Daerah Tanjung berada di hilir menyusuri sepanjang pinggiran sungai yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari lirik dan pantun serta bahasa Kerinci Hilir yang digunakan dalam mendendangkan lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).
Tata tari dan adat ritualSunting
Tari Rantak Kudo dimainkan dengan diiringi alat musik gendang dan di iringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun, hal ini berbeda dengan Tari Rantak dari Minangkabau yang hanya diiringi instrumen musik. Para penari terdiri dari pria dan wanita yang menari dengan gerakan yang khas, yaitu kombinasi dari gerakan silat "langkah tigo" ("Langkah Tiga") dan tari. Biasanya tarian ini juga dipentaskan dengan pembakaran kemenyan tradisional upacara ritual yang membuat penari semakin khidmat dalam geraknya, bahkan kadang-kadang ada di antara penari yang mengalami kesurupan.
Arsitektur modern masjid raya rawang
Arsitektur Masjid Rawang,Masjid yang Bersejarah Di kerinci
Dikecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh terdapat sebuah mesjid dengan arsitektur modern perpaduan arsitektur Eropa dan Persia, sebelumnya mesjid ini merupakan sarana ibadah mesjid arsitektur khas kerinci, dan pada tahun 1938 mesjid yang sederhana itu dibangun permanent dengan arsitek :Angku Lunak”,mesjid ini merupakan salah satu mesjid permanent yang dibangun pada masa kolonial Belanda masih bercokol di bumi alam Kerinci, bangunan mesjid memiliki 8 tiang utama sebagai lambang Depati IV delapan Helai Kain,sejak masa lalu mesjid ini juga dimanfaatkan untuk tempat permusyawaratan dan pengajian ilmu ilmu Tauhid,
Arsetektur bangunan “Mesjid Raya Rawang” merupakan mesjid paling megah dan salah satu Masjid arsitekturmodren paling indah hingga masa kini dan menjadi kebanggaan masyarakat alam Kerinci,mesjid ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat se “Hamparan Rawang” dan hingga saat ini kondisi bangunan mesjid meski pernah di goyang gempa dahsyat tahun 1995 namun hingga saat ini masih berdiri kokoh dan masih dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah dan kegiatan sosial keagamaan bagi masyarakat Rawang. Masjid yang memiliki 5 Qubah ,1 Menara dan memiliki Mimbar berukir yang didatangkan pada masa Kolonial Belanda merupakan satu satunya Masjid Permanent termegah dan terindah pada zamannya setelah Masjid Raya Medan-Sumatera Utara
Masjid Raya Rawang memiliki lengkung-lengkung yanudang beraneka ragam sehingga menimbulkan kesan dekoratif secara tersendiri,,sedangkan tiang tiang penyangga merupakan perwujudan\ dari garis garis vertical yang memberikan kesan kuat dan tegap,dan susunan tiang tiang memiliki bentuk yang khas dan mengandung makna filosofis
Bidang bidang pada dinding bangunan serta bidang yang terdapat pada sambungan lengkung merupakan ruang yang meriah dan indah karena dipadukan dengan jendela jendela hias ukuran besar membuat bentuknya menjadi sangat indah dan bersinar.dan disetiap ruangan dibawah kubah terdapat lampu lampu Kristal yang menawan.
Masjid ini memiliki mimbar yang penuh dengan ornament ukiran yang bernilai estetika tinggi,konon Mmbar ini secara bertahap didatangkan dari Medan,Vesri lain menyebutkan Mimbar ini didatangkan dari Malaya melalui Medan(Sumatera Utara),Dan untuk mengingatkan Jemaah dalam melaksanakan ibadah shalat lima waktu-Masdjid ini memiliki satu buah Jam yang uniek setinggi ,1.5 meter..Pada Dinding bagian atas dihiasi dengan hias geometris yang dipadukandengan pola hias huruf Arab sesuai dengan cuplikan ayat ayat Al-Quran yang ditulis dengan sangat hati hati dan tersusun dengan indah
Kebudayaan Islam yang masuk ke Alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) Propinsi Jambi mempengaruhi berbagai aspek seni seperti seni sastra,seni arsitektur,seni pahat dan lain lain. Seni Arsitektur (bangunan) yang tumbuh dan berkembang di alam Kerinci menunjukkan adanya perpaduan antara seni tradisional dengan budaya Islam, hal ini dapat kita lihat dari arsitektur masjid masjid kuno yang tersebar di alam Kerinci seperti Masjid Agung Pondok Tinggi, Masjid mesjid kuno ini menunjukan ciri ciri khusus yang yang berbeda dengan masjid masjid yang ada di Timur Tengah.
Kekhususan gaya arsitektur ini dapat kita lihat pada bentuk atapnya yang bertingkat lebih dari satu,dan memiliki corak ukiran yang uniek dan mengandung nilai nilai kearifan local yang dipadukan dengan berbagai motive geomtetris dan motive tumbuh tumbuhan menjadi ornamemen yang memiliki nilai seni tinggi dalam bentuk desain ornamental sebagai karya seni dekorasi Islam yang terdapat hampir di seluruh Negara Negara islam di Dunia termasuk di Alam Kerinci
Masjid Raya Rawang Kota Sungai Penuh merupakan bangunan masjid pertama di alam Kerinci yang dibangun secara permanen ,salah satu unsure kelengkapan yang penting di dalam arsitektur Masjid Raya Rawang ialah segi segi dekoratif dan ornamental yang memberikan kesan khusus.
Kata Arsitektur, berasal dari bahasa Yunani,yakni architekton yang terbentuk dari dua suku kata yakni arche yang bermakna asli,awal otentik,dan tektoo yang bermakna berdiri stabil dan kokoh.Hasil karya utama dalam seni arsitektur Islam adalah masjid,sebab masjid merupakan titip tumpuan dari ungkapan kebudayaan Islam,sebagai konsekuensi dari ajaran Islam yang mengajarkan Shalat dan masjid sebagai tempat pelaksanaannya.
Dalam Arsitektur Islam dikenal beberapa jenis masjid sesuai dengan penggunaannya, diantaranya ialah (a) masjid jami (b) masjid madrasah (c) masjid makam (d) masjid tentara dan madrasah. Kemudian muncul bnagunan bngunan di luar masjid dan madrasah yang juga masih merupakan rangkaian ungkapan kehidupan Islam sebagai fasilitas yang menampung kebutuhan manusia, yaitu istana istana/kraton,bangunan benteng pertahanan,dan makam makam
Arsitektur Islam mengalami perkembangannya dari bentuk yang sederhana pada abad ke- 6 sampai tingkat kesempurnaannya yang mengagumkan pada abad ke -8 dan seterusnya, dan memiliki keanekaan bentuknya sesuai dengan budaya umat yang menciptakannya.
Perkembangan aristektur tersebut dilatar belakangi oleh beberapa factor, dianataranya (1) semakin tinggi tekhnologi bangunan (2) pengaruh social politik dan kenegaraan, misalnya peperangan, menyebabkan timbulnya benteng benteng dan tembok pertahanan (3) berubahnya tingkat ekonomi masyarakat menyebabkan adanya kemampuan mereka untuk membuat industry keramik keramik dan lain lain.
Di alam Kerinci hingga akhir abad ke 19 dan memasuki awal abad ke 20, pada umumnya telah berdiri bangunan bangunan masjid masjid dan surau dengan corak tradisional, bangunan terbuat dari jenis kayu berkualitas tinggi, dan pada tiang tiang,alang dan dinding sebagian besar diukir dengan menggunakan tekhnologi sederhana dengan bentuk ukiran Fatma, dan diantara Masjid masjid yang dibuat sejak paruh abad ke 18 ialah Masjid Keramat di Pulau Tengah, Masjid Agung Pondok Tinggi, Masjid di Desa Tarutung, Masjid Rawang, Masjid di Dusun Lolo dan Dusun Lempur dan sejumlah Masjid masjid Kuno yang tersebar di alam Kerinci.Sebagian besar masjid masjih kuno tersebut telah diganti dengan masjid masjid baru yang lebih kokoh, salah satu Masjid Kuno yang di rubuhkan ialah Masjid Kuno Rawang yang telah diganti dengan Masjid berarsitektur Arab (Persia)
Asal awal pertumbuhan arsitektur islam terjadi pada masa Nabi Muhammad.SAW,dan al Khulafa’ ar- Rasyidin. Pada bentuk awalnya arsitektur Islam itu-sebagaimana terlihat pada masjid-bukanlah bangunan yang megah seperti yang tampak pada masa kejayaannya, melainkan sederhana dan bersahaja.
Sampai awal abad ke 20 masjid-masjid dan surau surau yang dibangun di alam Kerinci umumnya terbuat dari material bangunan dari kayu dengan dihias oleh beragam ukiran bermotif Fatma(Flora) Tiang tiang utama bangunan merupakan balok balok kayu ukuran besar, pada awalnya bangunan masih sangat sederhana. Perencanaan masjid pada masa itu pada tahap awal disediakan tempat,dan kemudian tempat itu dibuat menyerupai ruangan agar orang yang melakukan shalat dapat terlindungi dari berbagai ganguan alamiah” Catatan sejarah juga menyebutkan bahwa”Masjidilharam” pada awalnya juga merupakan masjid lapangan, dibagian tenah dikelilingi serambi yang ada di sekitar dinding masjid serta terbuka menghadap kelapangan.Tetapi setelah berkali kali diadakan penyempurnaan, akhirnya ia menjadi masjid yang mempunyai arsitektur yang mengagumkan.
Tabuh larangan hamparan rawang
Tabuh Larangan di Hamparan Rawang
Di Hamparan Besar Tanah Rawang terdapat 3 (Tiga) buah Tabuh Mendapo (Aryadi Juaini,S.Hi dan Tabrizi, Depatii ) yakni Tabuh Mangku Sukarami di Desa Koto Teluk, Tabuh Datuk Cahaya Depati di Desa Maliki Air dan Tabuh Larangan di Hamparan Besar Rawang .
Kebesaran Tabuh Mangku Sukarami ialah Kebesaran Raja naik Raja turun,jika tabuh ini telah dibunyikan Mangku Sukarami memberi laporan kepada yang tiga di hilir dan yang tiga di mudik perihal Raja Naik dan Raja turun
Tabuh Datuk Cahaya Depati di tabuhkan manakala terjadi tanah tergunting, atau arah ajun di rebut /di rampas oleh mendapo lain, jika hal ini terjadi maka dibunyikanlah tabuh tersebut sebagai ” tanda peringatan perang” terhadap pihak yang menggunting (mendapo yang menggunting).
Jika tabuh ini di tabuhkan,maka berlakukah ” Mas Lapis Saih ( Mas yang ke empat dari mas lima kupang
Tabuh Larangan Hamparan Besar Tanah Rawang di tabuhkan sebagai tanda pemberi peringatan , lazimnya di bunyikan jika terjadi pelanggaran hukum adat, hukum agama di dalam dusun / didalam halaman di wilayah adat Hamparan Besar Tanah Rawang, dan tabuh ini juga di tabuhkan sebagai tanda peringatan terjadinya marabahaya dan bencana alam dan tabuh ini juga di tabuhkan pada saat memasuki awal ramadhan (kepastian awal ramadhan) sebagai tanda di mulainya berpuasa Ramadhan.
Di setiap Mushalla dan Masjid di Hamparan Besar Tanah Rawang terdapat Beduk yang berfungsi sebagai pemberitahuan/pertanda masuknya waktu untuk menunaikan ibadah Shalat 5 waktu, khusus pada hari Jumat tabuh di bunyikan sebanyak 3 kali dengan jangka waktu yang berbeda yakni 1 jam dan 30 menit sebelum masuk waktu shalat Jum’at dan pada saat memasuki waktu untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat,dan pada waktu terjadi berita duka wafat beduk yang berada di Masjid/Mushala di dalam wilayah kediaman almarhum/mah dibunyikan sebagai pemberitahuan kepada warga masyarakat dusun adanya peristiwa wafatnya salah seorang dari warga setempat.
Di Hamparan Besar Tanah Rawang terdapat 3 (Tiga) buah Tabuh Mendapo (Aryadi Juaini,S.Hi dan Tabrizi, Depatii ) yakni Tabuh Mangku Sukarami di Desa Koto Teluk, Tabuh Datuk Cahaya Depati di Desa Maliki Air dan Tabuh Larangan di Hamparan Besar Rawang .
Kebesaran Tabuh Mangku Sukarami ialah Kebesaran Raja naik Raja turun,jika tabuh ini telah dibunyikan Mangku Sukarami memberi laporan kepada yang tiga di hilir dan yang tiga di mudik perihal Raja Naik dan Raja turun
Tabuh Datuk Cahaya Depati di tabuhkan manakala terjadi tanah tergunting, atau arah ajun di rebut /di rampas oleh mendapo lain, jika hal ini terjadi maka dibunyikanlah tabuh tersebut sebagai ” tanda peringatan perang” terhadap pihak yang menggunting (mendapo yang menggunting).
Jika tabuh ini di tabuhkan,maka berlakukah ” Mas Lapis Saih ( Mas yang ke empat dari mas lima kupang
Tabuh Larangan Hamparan Besar Tanah Rawang di tabuhkan sebagai tanda pemberi peringatan , lazimnya di bunyikan jika terjadi pelanggaran hukum adat, hukum agama di dalam dusun / didalam halaman di wilayah adat Hamparan Besar Tanah Rawang, dan tabuh ini juga di tabuhkan sebagai tanda peringatan terjadinya marabahaya dan bencana alam dan tabuh ini juga di tabuhkan pada saat memasuki awal ramadhan (kepastian awal ramadhan) sebagai tanda di mulainya berpuasa Ramadhan.
Di setiap Mushalla dan Masjid di Hamparan Besar Tanah Rawang terdapat Beduk yang berfungsi sebagai pemberitahuan/pertanda masuknya waktu untuk menunaikan ibadah Shalat 5 waktu, khusus pada hari Jumat tabuh di bunyikan sebanyak 3 kali dengan jangka waktu yang berbeda yakni 1 jam dan 30 menit sebelum masuk waktu shalat Jum’at dan pada saat memasuki waktu untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat,dan pada waktu terjadi berita duka wafat beduk yang berada di Masjid/Mushala di dalam wilayah kediaman almarhum/mah dibunyikan sebagai pemberitahuan kepada warga masyarakat dusun adanya peristiwa wafatnya salah seorang dari warga setempat.
Cara Mudah Pembuatan Ikan Salai Lele yang Berkualitas Tinggi
Tips dan Cara Mudah Pembuatan Ikan Salai Lele yang Berkualitas Tinggi
kali ini saya mau berbagi berbagi tips atau cara pembuatan ikan salai di desa paling serumpun. seperti biasanya sebelum kita membahas cara pembuatannya mari kita simak apa itu ikan salai .
ikan salai adalah suatu olahan ikan yang dihasilkan memalui suatu proses yang meliputi proses pemilahan, pembersihan ikan, pengeringan dan terakhir pengasapan. untuk mendapatkan ikan salai yang berkualitas proses dan tahapan tersebut harus dilalui dengan baik
selain itu kita juga harus memperhatikan jenis bahan bakar/kayu yang digunakan untuk proses pengasapan.
baik untuk selanjutnya langkah kerja pembuatan ikan salai.
kali ini saya mau berbagi berbagi tips atau cara pembuatan ikan salai di desa paling serumpun. seperti biasanya sebelum kita membahas cara pembuatannya mari kita simak apa itu ikan salai .
ikan salai adalah suatu olahan ikan yang dihasilkan memalui suatu proses yang meliputi proses pemilahan, pembersihan ikan, pengeringan dan terakhir pengasapan. untuk mendapatkan ikan salai yang berkualitas proses dan tahapan tersebut harus dilalui dengan baik
selain itu kita juga harus memperhatikan jenis bahan bakar/kayu yang digunakan untuk proses pengasapan.
baik untuk selanjutnya langkah kerja pembuatan ikan salai.
adapun Langkah Kerja pembuatan ikan salai adalah sebagai berikut :
A. Proses pengasapan
Proses pengasapan ikan merupakan gabungan dari aktivitas penggeringan dan pengasapan. Adapun tujuan utama proses penggeringan adalah membantu mempermudah melekatnya partikel-partikel asap waktu proses pengasapan berlangsung.
Dalam proses pengasapan,unsur yang paling berperan adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu atau sekar padi. Pada pengasapan menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, khususnya senyawa-senyawa :
-Aldehide ( formaldehide dan acetaldehyde), dan
-Asam-asam organic (asam semut dan asam cuka)
B. Bahan Baku
a. Ikan
Disini saya memakai ikan lele,
A. Proses pengasapan
Proses pengasapan ikan merupakan gabungan dari aktivitas penggeringan dan pengasapan. Adapun tujuan utama proses penggeringan adalah membantu mempermudah melekatnya partikel-partikel asap waktu proses pengasapan berlangsung.
Dalam proses pengasapan,unsur yang paling berperan adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu atau sekar padi. Pada pengasapan menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, khususnya senyawa-senyawa :
-Aldehide ( formaldehide dan acetaldehyde), dan
-Asam-asam organic (asam semut dan asam cuka)
B. Bahan Baku
a. Ikan
Disini saya memakai ikan lele,
b. Bahan Bakar / Kayu
Untuk menghasilkan ikan asap yang bermutu tinggi sebaiknya digunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsure phenol dan asam organik tinggi, karena kedua unsur lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma maupun warna daging ikan asap yang khas. Sebaiknya digunakan jenis kayu yang keras atau tempurung kelapa sebagai bahan bakar. atau disini saya memakai sekar dari hasil heller padi
C. Metode Pengasapan
Untuk menghasilkan ikan asap yang bermutu tinggi sebaiknya digunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsure phenol dan asam organik tinggi, karena kedua unsur lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma maupun warna daging ikan asap yang khas. Sebaiknya digunakan jenis kayu yang keras atau tempurung kelapa sebagai bahan bakar. atau disini saya memakai sekar dari hasil heller padi
C. Metode Pengasapan
Pengasapan panas ( hot smoking )
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.Suhu sekitar 70 – 1000C, lamanya pengasapan 2 – 4 jam
D. Cara Membuat Ikan Asap
1. Buang insang dan isi perut ikan
2. Cuci bersih dan tiriskan
3. jemurkan ikan dibawah terik matahari sekitar 4 jam
4. setelah ikan mengering lalu, siapkan dan nyalakan kayu bakar dalam rumah asap, sampai didapat asap dengan temperature ruang 60 – 700C
7. Atur ikan di atas rak pengasapan kemudian lakukan proses pengasapan sampai ikan matang dan berwarna kuning kecoklatan mengkilap
8. Keluarkan rak ikan dari rumah asap dan biarkan hingga dingin.
9. tahap terakhir pengemasan
gimana mudahkan? selamat mencoba.
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.Suhu sekitar 70 – 1000C, lamanya pengasapan 2 – 4 jam
D. Cara Membuat Ikan Asap
1. Buang insang dan isi perut ikan
2. Cuci bersih dan tiriskan
3. jemurkan ikan dibawah terik matahari sekitar 4 jam
4. setelah ikan mengering lalu, siapkan dan nyalakan kayu bakar dalam rumah asap, sampai didapat asap dengan temperature ruang 60 – 700C
7. Atur ikan di atas rak pengasapan kemudian lakukan proses pengasapan sampai ikan matang dan berwarna kuning kecoklatan mengkilap
8. Keluarkan rak ikan dari rumah asap dan biarkan hingga dingin.
9. tahap terakhir pengemasan
gimana mudahkan? selamat mencoba.
Subscribe to:
Posts (Atom)